Isu bercerai melalui khidmat pesanan ringkas (SMS) sememangnya menjadi
polemik dalam masyarakat. Ada yang berjuang mendesak supaya cerai secara
SMS dianggap tidak sah kerana tindakan itu tidak bermaruah, memalukan
serta mempersendakan keutuhan institusi keluarga yang menjadi inti pati
kekuatan ummah.
Dalam hukum Islam, seorang suami dapat menceraikan istrinya dengan cara
mengucapkan talak, tetapi kini dengan teknologi yang makin berkembang,
talak tersebut nampaknya tidak perlu disampaikan secara lisan.
Secara umumnya kuasa menjatuhkan talak berada di tangan suami. Apabila
suami menjatuhkan talak. Para fuqaha sepakat mengatakan bahwa
perhubungan perkawinan tamat dengan talak sama ada dengan bahasa Arab
atau lain-lain, sama ada dengan lafaz atau dengan tulisan ataupun dengan
isyarat.
Satu hal tentang masalah talak yang perlu dikaji secara khusus adalah
talak lewat tulisan baik lewat SMS, email, atau surat karena seringnya
talak seperti ini terjadi. Semisal suami mengirim SMS, “Sekarang, kamu
saya talak.” Kata-kata seperti ini tegas menunjukkan cerai, tetapi
masalahnya hanya lewat SMS. Apakah sah talak semacam itu?
Talak dengan tulisan dihukumi jatuh sebagaimana talak dengan ucapan.
Talak, dalam syariat Islam adalah sesuatu yang harus mendapatkan
perhatian lebih dan harus hati-hati dalam menerapkan hukumnya. Hal itu
dikarenakan talak termasuk perkara yang tidak membedakan antara
keseriusan dan gurauan. Maksudnya: talak dihukumi jatuh, baik serius
maupun canda. Demikian pula nikah dan rujuk, semuanya jatuh baik serius
maupun canda. Abu Dawud meriwayatkan;
سنن أبى داود – م (2/ 225)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «
ثَلاَثٌ جِدُّهُنَّ جِدٌّ وَهَزْلُهُنَّ جِدٌّ النِّكَاحُ وَالطَّلاَقُ
وَالرَّجْعَةُ ».
dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Tiga perkara, seriusnya adalah serius dan candanya adalah
serius, yaitu; nikah, perceraian, dan Rujuk.” (H.R.Abu Dawud)
Selama keinginan talak masih belum diekspresikan, maka tidak ada
konsekuensi hukum. Namun jika keinginan talak tersebut telah
diekspresikan baik dengan ucapan maupun tulisan, maka jatuhlah talak dan
berlaku hukum-hukum seputar talak. Bukhari meriwayatkan;
صحيح البخاري (16/ 316)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي
مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا مَا لَمْ تَعْمَلْ أَوْ تَتَكَلَّمْ
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah memaafkan apa yang
dikatakan oleh hati mereka, selama tidak melakukan atau pun
mengungkapnya.” (H.R.Bukhari)
Talak yang ditulis dihukumi seperti ucapan karena tulisan hakekatnya
adalah simbolisasi bunyi-bunyi bahasa yang memiliki makna dan bisa
difahami oleh orang yang membacanya. Sebagaimana ucapan ketika diucapkan
yang bisa difahami oleh pendengar, maka tulisan yang dibaca juga bisa
difahami oleh orang yang membaca. Karena itu secara fakta, tulisan
mewakili ucapan sehingga hukum tulisan sama dengan hukum ucapan.
Adapun dalil dari Nash, sesungguhnya Allah memerintahkan Rasulullah صلى
الله عليه وسلم untuk berdakwah kepada seluruh umat manusia. Allah
berfirman;
{وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا} [سبأ: 28]
28. dan Aku tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan
(As-Saba’;28)
Rasulullah صلى الله عليه وسلم melaksanakan perintah ini dengan dakwah
lisan sebagaimana beliau juga berdakwah melalui tulisan. Bukhari
meriwayatkan hadis yang menceritakan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم
mengirim surat kepada Heraklius untuk mengajaknya memeluk islam. Isi
surat Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang diriwayatkan Bukhari adalah
sebagai berikut;
صحيح البخاري (1/ 8)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ
وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ سَلَامٌ عَلَى مَنْ اتَّبَعَ
الْهُدَى أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّي أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الْإِسْلَامِ
أَسْلِمْ تَسْلَمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ فَإِنْ
تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الْأَرِيسِيِّينَ وَ{ يَا أَهْلَ
الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ
لَا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ
بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا
فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ }
“Bismillahir rahmanir rahim. Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya
untuk Heraclius. Penguasa Romawi, Keselamatan bagi siapa yang mengikuti
petunjuk. Kemudian daripada itu, aku mengajakmu dengan seruan Islam;
masuk Islamlah kamu, maka kamu akan selamat, Allah akan memberi pahala
kepadamu dua kali. Namun jika kamu berpaling, maka kamu menanggung dosa
rakyat kamu, dan: Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu
kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu,
bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia
dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian
yang lain sebagai Rabb selain Allah”. Jika mereka berpaling, maka
katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah).” (H.R.Bukhari)
Aktivitas tabligh Rasulullah صلى الله عليه وسلم melalui tulisan ini
menunjukkan bahwa tulisan sama dengan ucapan dan dihukumi sama dengan
ucapan. Oleh karena itu, talak dengan tulisan sah sebagaimana talak
dengan ucapan.
Hanya saja, disyaratkan tulisan yang sah sebagai talak haruslah berupa
الكتابة المستبينة (tulisan yang jelas). Maksud tulisan yang jelas adalah
tulisan yang meninggalkan jejak yang terindra, seperti tulisan pada
kertas, kayu,kulit, batu, dinding, tanah, dll. Termasuk pula seluruh
tulisan elektronik seperti SMS, email, facebook,twitter, dll. Jika
tulisanya termasuk yang tidak jelas, maksudnya tidak meninggalkan jejak
terindra seperti tulisan pada udara atau air, atau tulisan yang tidak
terbaca, maka talak tersebut tidak sah.
Pendapat Ulama
Sebagian Fuqoha berpendapat jika talak ditulis, maka harus ada niat.
Jika tidak ada niat talak, misalnya menulis lafadz talak sebagai latihan
menulis indah, atau menulis kutipan ucapan orang lain dan niat-niat
lain yang semisal, maka tulisan yang demikian tidak membuat jatuh talak.
Ibnu Qudamah mengatakan;
المغني (16/ 480)
إذَا كَتَبَ الطَّلَاقَ ، فَإِنْ نَوَاهُ طَلُقَتْ زَوْجَتُهُ وَبِهَذَا
قَالَ الشَّعْبِيُّ ، وَالنَّخَعِيُّ ، وَالزُّهْرِيُّ ، وَالْحَكَمُ ،
وَأَبُو حَنِيفَةَ ، وَمَالِكٌ وَهُوَ الْمَنْصُوصُ عَنْ الشَّافِعِيِّ
Jika suami menulis talak, jika dia meniatkan talak tersebut maka
istrinya tertalak. Ini adalah pendapat Asy-Sya’by, An-Nakho’iy,
Az-Zuhry, Al-Hakam, Abu Hanifah, Malik, dan statemen yang dikutip dari
Asy-Syafi’I (Al-Mughni, vol. 16 hlm 480)
Ulama empat madzhab sepakat bahwa kalimat talak yang sharih (disampaikan
secara tegas), statusnya sah tanpa melihat niat suami yang
mengucapkannya, sebagaimana keterangan Ibnu Qudamah.
Ibnul Mundzir menegaskan,
أجمع كل من أحفظ عنه من أهل العلم على أن جد الطلاق وهزله سواء
Ulama yang saya ketahui sepakat bahwa serius dan tidak serius dalam talak, statusnya sama (al-Ijma’, hlm. 24).
Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmuk 17/349 menyatakan
إذا كتب طلاق امرأته بلفظ صريح ولم ينو لم يقع الطلاق، لأن الكتابة تحتمل
ايقاع الطلاق وتحتمل امتحان الخط، فلم يقع الطلاق بمجردها، وإن نوى بها
الطلاق ففيه قولان، قال في الإملاء: لا يقع به الطلاق لأنه فعل ممن يقدر
على القول فلم يقع به الطلاق كالإشارة، وقال في الأم هو طلاق وهو الصحيح
Artinya: Apabila suami menulis kata talak pada istrinya dengan lafadz
yang sharih (eksplisit) tapi tidak berniat talak maka perceraian tidak
terjadi. Karena tulisan itu ada kemungkinan untuk bercerai dan hanya
berlatih menulis, maka talak tidak terjadi hanya karena tulisan saja.
Apabila niat talak, maka ada dua pendapat. Pendapat yang sahih adalah
terjadi talak seperti dinyatakan Imam Syafi'i dalam kitab Al-Umm.
Sebagaimana Imam Nawawi mengatakan :
الإشارة والكتب يدلان على الطلاق
Isyarat dan tulisan menunjukan akan terjadinya talak
Raudoh 8/40
Sedangkan talak dengan siyarat menurut qaul yg sohih hanya sah jika
suami tersebut cadel, sedangkan orang yang mampu berbicara, talak dengan
isyarat menurut qaul sohih tidak sah
القادر على النطق إشارته بالطلاق ليست صريحة وإن أفهم بها كل أحد ، وليست كناية أيضا على الأصح
Raudoh 8/41
Adapun tentang suami yang menceraikan atau mentalak istrinya lewat sms atau surat atau tulisan lainya.
Didalam kitab Raudoh dijelaskan rincianya sebagai berikut :
Apabila ia mentalak istrinya lewat sms, surat ataupun tulisan lainya, maka :
1. Apabila ia membaca apa yg ditulisnya, dan juga melapalkanya baik ketika atau setelah menulis, maka jatuh talaknya
2. Jika ia tidak melapalkan apa yang ia tulis, maka :
- apabila ia ketika atau setelah menulis dan membaca tidak niat talak, maka tdk jatuh talaknya.
- apabila ia ketika atau setelah menulis dan membaca niat talak, maka ada beberapa pendapat, pandangan, dan jalan :
# yg paling dzohir mutlak terjadi talak
# pendapat yg kedua, tdk terjadi talak
# yg ketiga, apabila istri tdk ditempat suami berada, maka jatuh talaknya, namun jika ada ditempat maka tidak.
Dan perbedaan pendapt ini, berlaku juga dalam setiap mu'amalah yang tdk
membutuhkan qobul dari lawan bicara, seperti i'tikaf, membebaskan,
memafkan dari qisos, dan yang lainya, tanpa adanya perbedaan
إذا كتب القادر بطلاق زوجته نظر إن قرأ ما كتبه وتلفظ به في حال الكتابة أو
بعدها طلقت وإن لم يتلفظ نظر إن لم ينو إيقاع الطلاقلم تطلق على الصحيح
وقيل : تطلق وتكون الكتابة صريحا وليس بشيء . وإن نوى ففيه أقوال وأوجه
وطرق مختصرها ثلاثة أقوال . أظهرها : تطلق مطلقا والثاني : لا والثالث :
تطلق إن كانت غائبة عن المجلس وإلا فلا . وهذا الخلاف جار في سائر التصرفات
التي لا تفتقر إلى قبول كالإعتاق والإبراء والعفو عن القصاص وغيرها بلا
فرق
Raudoh Atthoolibin 8/41
Dalam kitab I'anah juga dijelaskan :
لو كتب صريح طلاق أو كنايته ولم ينو ايقاع الطلاق فلغو مالم يتلفظ حالالكتابة و بعدها بصريح ما كتبه
Apabila suami menulis talak sorih, atau talak kinayah, namun tdk niat
menjatuhkan talak, maka sia-sia jika tidak dilapalkan ketika saat ia
menulis atau setelahnya, dengan ucapan jelas sesuai apa yg ditulisnya
ان التلفظ بالمكتوب من غير نية يقع به الطلاق اذا كان صريحا فان كان كناية فلا بد مع التلفظ به من النية
Apabila ia melaplkan apa yg ditulisnya tanpa disertai niat, tetap jatuh
talaknya, apabila tulisan talaknya sorih, apabila tulisanya kinayah,
maka harus disertai niat ketika ia melapalkanya
I'anah 4/16
Talak Tidak Harus Dilakukan di Hadapan Istri
Ini berdasarkan hadis dari Fatimah bintu Qois, ketika beliau dicerai oleh suaminya Abu Amr bin Hafs. Fatimah menceritakan,
أَنَّ أَبَا عَمْرِو بْنَ حَفْصٍ طَلَّقَهَا الْبَتَّةَ , وَهُوَ غَائِبٌ، فَأَرْسَلَ إلَيْهَا وَكِيلَهُ بِشَعِيرٍ
Bahwa Abu Amr bin Hafs menceraikan Fathimah dengan talak 3, ketika Abu
Amr tidak ada bersamanya. Kemudian Abu Amr mengutus seseorang untuk
memberikan gandum ke Fathimah.. (HR. Bukhari dan Muslim).
SMS dihukumi sebagaimana layaknya surat. Sementara para ulama menegaskan
bahwa tulisan semakna dengan ucapan. Mengingat satu kaidah baku,
الكتابة تنزل منزلة القول
“Tulisan statusnya sama dengan ucapan.”
Karena itulah para ulama sepakat bahwa talak dengan tulisan hukumnya sah. Sebagaimana dinyatakan dalam Ensiklopedi Fikih:
اتفق الفقهاء على وقوع الطلاق بالكتابة , لأن الكتابة حروف يفهم منها
الطلاق, فأشبهت النطق; ولأن الكتابة تقوم مقام قول الكاتب , بدليل أن النبي
صلى الله عليه وسلم كان مأمورا بتبليغ الرسالة , فبلغ بالقول مرة ,
وبالكتابة أخرى
Ulama sepakat, talak dengan tulisan hukumnya sah. Karena tulisan terdiri
dari banyak huruf yang bisa dipahami maknanya sebagai talak. Sehingga
nilainya sama dengan ucapan. Disamping itu, tulisan mewakili ucapan
orang yang menulis. Dengan dalil, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
diperintahkan untuk menyebarkan risalah. Dan itu terkadang beliau
sampaikan dengan ucapan dan terkadang dengan tulisan surat (al-Mausu’ah
al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 12:216).
Mengingat SMS statusnya sama dengan surat, maka talak melalui SMS
dihukumi sama dengan talak melalui surat. Artinya statusnya sah, dan
berlaku hukum talak. Syaikh Abdurrahman al-Barrak pernah ditanya tentang
keabsahan talak melalui sms, jawaban beliau,
الحمد لله؛ نعم يقع، هذا الطلاق يقع. فإن رسالة الجوال وسيلة من وسائل إبلاغ الطلاق، والله أعلم.
Alhamdulillah, ya sah. Talak semacam ini sah. Karena SMS termasuk cara menyampaikan talak. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar